Selasa, 13 Mei 2014

Konsep-Konsep dan Perkembangan Geologi


Konsep-Konsep dan Perkembangan Geologi
PENDAHULUAN
            Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi meliputi cara terjadinya bumi, susunan kulit bumi, proses yang terjadi, hukum-hukum geologi, dan batuan. kata geologi yang berasal dari bahasa latin yaitu geo yang berarti bumi dan logos yang berarti ilmu. Geologi mempelajari bumi sebagai materi yang selalu bergerak dan mengalami perubahan. Proses perubahan bumi meliputi gradasi, aktivitas magma(igneous activity), metamorfosa, diastropis(diatrophisme).
            Geologi sebagai ilmu mengalami revolusi dalam dua dekade terakhir ini yang berdampak langsung dalam industri dan juga dalam pengembangan konsep-konsep yang sangat mendasar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor :
  1. Keberhasilan eksplorasi ilmiah ruang angkasa dan antarplanet serta eksplorasi samudra dalam.
  2. Kemajuan luar biasa dalam teknologi eksplorasi yang dihasilkan industri maupun dari eksplorasi luar angkasa.
  3. Mikhail lomonosov yang berasal dari rusia mengemukakan pokok-pokok pikiran tentang terbentuknya bumi beserta struktur geologinya yang sangat bermanfaat bagi memajukan dunia pertambangan.
Sebagai suatu ilmu penegtahuan alam, geologi memiliki beberapa cabang ilmu yang merupakan pondasi ilmu di geologi, di antaranya :
-          Geologi struktur, yaitu mempelajari struktur atau bentuk arsitektur batuan serta gaya dan proses penyebabnya.
-          Stratigrafi, mempelajari tentang posisi dan hubungan perlapisan batuan.
-          Petrologi, mempelajari tentang terjadinya batuan, penamaan dan klasifikasinya.
-          Paleontologi, mempelajari fosil-fosil binatang dan tumbuhan.
-          Geomorfologi, mempelajari bentuk-bentuk roman muka bumi beserta proses-proses penyebabnya.
KONSEP DASAR GEOLOGI
Konsep Dasar
      Katatrophisma
      Uniformitarianisma
      Hukum Datar Asal
      Hukum Superposisi
      Asas Korelasi
      Asas Pemotongan
Perkembangan
      Awal peradaban manusia
      Abad Pertengahan
      Abad Renaissance
      Kemajuan Abad ke-17
      Abad ke-18 (geologi modern)
      Abad ke-19 (geologi terapan)
      Abad ke-20 (plate tectonic theory)
      Abad ke-21 (Teknologi berkembang à penemuan / pembuktian konsep-konsep geologi makin meningkat)





PEMBAHASAN
Secara Umum Konsep Dasar Geologi :
-          Katatrophisma
George Cavier (1810) dari Prancis yang mengungkapkan konsep katatrophisma (malapetaka/bencana). Konsep katatrophisme menyatakan bahwa gejala-gejala geologi terjadi dengan perubahan yang revolusioner. Dalam hal ini terjadi law of faunal succession, yaitu kejadian malapetaka yang telah melanda bumi beberapa kali serta  memusnahkan kehidupan dan kemudian menghasilkan kehidupan baru.
-          Uniformitarianisma
James Hulton, bapak geologi modern seorang ahli fisika skotlandia, pada tahun 1795 menerbitkan bukunya yang berjudul “Theory of the Earth”, dimana ia mencetuskan doktrinnya yang terkenal tentang Uniformitarianism. Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal sebagai “The present is the key to the past” dan sejak itulah orang menyadari bahwa bumi selalu berubah. Dengan demikian jelaslah bahwa geologi sangat erat hubungannya dengan waktu.
-          Hukum Datar Asal
Teori ini menyatakan bahwa pada mulanya endapan sedimen dalam air terdiri atas pelapisan yang kedudukannya hampir mendatar. Namun secara lengkapnya sebagai berikut “sedimen dalam air kedudukannya hampir datar atau sejajar dengan bentuk permukaan dan cekungannya”.
-          Hukum Superposisi
Dicetuskan oleh Nicholas Steno secara dasar dinyatakan bahwa lapisan batuan dibawah lebih tua daripada yang diatasnya. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa didaerah pegunungan lipatan, pelapisan endapan sedimen telah miring atau terbalik sehingga setelah dipertimbangkan hukum ini menjadi “dalam keadaan yang belum terganggu oleh gaya pelapisan atau pembalikan , maka lapisan yang dibawah lebih tua daripada lapisan diatasnya.
-          Asas Korelasi
Setiap lapisan batuan yang mengandung fauna yang sama berarti memiliki umur geologi yang sama, kendati letaknya berjauhan. Asas korelasi memiliki 2 metode yaitu korelasi batuan dengan berdasarkan pada kesamaan kandungan fosil dan korelasi batuan dengan berdasarkan pada kesamaan ciri fisiknya.
-          Asas Pemotongan
Asas ini menyatakan bahwa “umur batuan yang memotong lebih muda daripada segala massa batuan yang dipotongnya”. Sebagai contoh Xenolit lebih tua daripada unsur yang membawanya.
            Charles Darwin menyebut geologi dengan julukan ilmu yang mulia. Ilmu ini sekarang mendapat ujian baru setelah pada sekitar abad ke-20 manusia berhasil menginjakkan kakinya di bulan dengan wahana Apollo. Sampai dimanakah kebenaran azas-azas geologi seandainya diterapkan di bulan (lunar geology).
            Penelitian bumi yang sesungguhnya baru dimulai tatkala industri dunia meningkat yang terutama disebabkansemakin banyaknya kebutuhan akan bahan tambang seperti batubara, minyak bumi, logam dasar, bahan bangunan, dan cadangan air.
            Para ilmuwan geologi yang mutakhir banyak berasal dari Rusia, Amerika, dan Eropa. Mikhail Lomonosov (1711-1765) yang berasal dari Rusia telah mengemukakan pokok-pokok pikiran tentang terbentuknya bumi beserta struktur geologinya yang sangat bermanfaat bagi memajukan dunia pertambangan. Beberapa ilmuwan lainnya dari Rusia, diantaranya Vasily Severgin (ahli mineralogi), Nikolai Koksharof (ahli kristalografi), dan Dymitry Sokolov (geologist). Ahli paleontologi misalnya Vladimir Kovalevsky, Nikolai Yakovlev, dan M.V. Pavlov (ahli petrografi dan kristalografi), antara lain Vladimir Vernandsky, Alexander Fersman, dan Frants Levinsonlessing.
            James Hutton pada tahun 1785 mengemukakan prinsip atau pengertian dasar mengenai pengetahuan bumi dengan menyatakan the present is the key to the past, yang artinya waktu sekarang adalah kunci dari waktu yang lalu. Prinsip ini kemudian dikembangkan oleh Charless Lyell (1830) dari Inggris yang dikenal dengan konsep Uniformitarianisma sebagai sanggahan terhadap teori sebelumnya yang dikemukakan George Cuvier (1810) dari Prancis yang mengungkapkan konsep katatrophisma (malapetaka/bencana).
            Hasil penelitian geologi memberikan andil besar dalam mendukung dan memperkaya cabang-cabang ilmu pengetahuan lain seperti, hidrogeologi, geologi teknik, geocryologi, volkanologi, palaentologi, dan lain-lainnya, serta munculnya ilmu baru seperti geokimia dan geofisik.  
Perkembangan Geologi

Perkembangan geologi, Keadaan bumi ini, termasuk material penyusun proses‑proses yang terjadi pada bumi telah menjadi objek studi beberapa abad lalu. Beberapa topik yang sangat menarik seperti fosil, batumulia, gempabumi dan aktivitas gunungapi telah dipelajari di Yunani lebih dari 2300 tahun lalu. Proses pembentukan sumber daya alam tersebut terlibat dalam serentetan interaksi yang berlangsung sejak bumi mulai terbentuk empat setengah milyar tahun yang lalu hingga sekarang dan mungkin sepanjang masa sampai dunia ini kiamat. Interaksi mulai dari inti atom dalam unsur kimia yang terkandung di dalamnya hingga lempeng benua dan samudra. Manifestasi dari interaksi yang terjadi yaitu gaya dan gerak, yang dalam kacamata geologi tak lain yang disebut dengan proses alam.
Aristoteles merupakan filosof yang terkenal sering mengeluarkan pendapatnya yang berhubungan dengan bumi, meskipun pandangan‑pandangannya tentang bumi tidak Selalu didasari pada suatu observasi dan eksperimen. Pendapatnya tentang bumi kadang‑kadang hanya sekedar disampaikan walaupun tidak masuk akal, sehingga terkesan asal‑asalan.
Aristoteles percaya bahwa batuan yang menyusun bumi terbentuk dibawah pengaruh bintang‑bintang di langit dan gempabumi muncul pada saat udara terkumpul di dalam tanah dan dipanasi oleh sumber panas yang berasal dari pusat bumi. Kemudian dikeluarkan dengan ledakan yang dahsyat. Ketika dikonfrontasikan dengan fosil ikan yang dijumpai terdapat dalam batuan, Aristoteles mengatakan bahwa sejumlah basar ikan hidup tak bergerak di dalam bumi dan akan dijumpai jika dilakukan penggalian.
Walaupun penjelasan dan pandangan Aristoteles telah cukup memadai pada masa itu, untuk menjawab pertanyaan‑pertanyaan yang muncul mengenai keberadaan bumi kita ini, mereka terus menerus mencoba untuk menjelaskannya selama berabad-abad dengan melakukan observasi dan percobaan. Hal ini dilakukan untuk menolak pandangan‑pandangan dari Aristoteles yang pada waktu itu banyak diantaranya sudah diterima oleh masyarakat, tetapi tidak bisa diterima dengan akal manusia. Selanjutnya Frank D. Adams mengatakan dalam bukunya The Birth and Development of the Geological Sciences (New York; Dover, 1938) bahwa selama masa‑masa pertengahan, Aristoteles dihormati sebagai kepala dan pimpinan dari semua filosof di Yunani dan pendapatnya dalam bidang apapun, merupakan hasil akhir dan dijadikan sebagai hukum.
Selama abad 17 dan 18, doktrin katastrofisme sangat berpengaruh pada formulasi penjelasan tentang kedinamisan bumi. Katastrofisme merupakan suatu faham yang mempercayai bahwa bentuk permukaan bumi telah berkembang dengan pengaruh utama adalah katastrof yaitu pengrusakan yang hebat dan terjadi dengan tiba‑tiba. Kenampakan bentang alam seperti pegunungan dan lembah, yang saat ini diketahui proses pembentukannya membutuhkan waktu yang lama, dijelaskan dengan faham ini terbentuk sebagai akibat pengrusakan tiba‑tiba dan terus menerus.
Lahirnya Geologi Modern
Akhir abad ke 18 merupakan awal dari lahirnya ihim geologi modern. James Hutton seorang dokter dan petani dari Skotlandia merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan ilmu geologi modem. la mempublikasikan teorinya tentang bumi dalam bukunya “Theory of the Earth”. Dalam buku tersebut James Hutton memperkenalkan prinsip “Uniformitarianism” atau prinsip keragaman. Prinsip inilah yang kemudian merupakan konsep dasar dalam mempelajari ilmu geologi modern. Secara ringkas pada prinsip ini dikatakan bahwa hukum‑hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung sekarang ini juga terjadi pada waktu lampau. Jadi tenaga dan proses‑proses yang terjadi pada bumi pada masa sekarang ini telah terjadi sejak lama sekali, yaitu sejak terbentuknya bumi ini. Jadi untuk mempelajari batuan yang terbentuk di masa lampau, kita harus memahami tentang proses‑proses yang terjadi di masa sekarang termasuk juga hasil atau akibat dari proses tersebut. Berdasarkan prinsip uniformitarism ini kemudian muncul prinsip yang berbunyi masa kini merupakan kunci masa lalu (The present is the key to the past).
Sebelum muncul teori tentang bumi yang dikemukakan oleh James Hutton, belum ada yang dapat membuktikan bahwa geologi berhubungan dengan periode waktu yang sangat panjang. Sebaliknya Hutton dapat menjelaskan dengan bukti nyata bahwa proses‑proses yang terjadi bagaimanapun lemah dan lambatnya. Apabila terjadi pada waktu. yang lama dapat menghasilkan suatu perubahan yang sama seperti yang dihasilkan oleh suatu proses yang dahsyat dan tiba‑tiba.
Meskipun James Hutton dapat dikatakan sebagai orang pertama yang mengemukaan prinsip dasar dalam ilmu geologi modern, tetapi karena teori ditulis dalam bahasa yang sulit dimengerti dan tidak dipublikasikan dengan luas, maka idenya tidak banyak diketahui oleh masyarakat pada waktu itu. Adalah seorang geologiawan Inggris, Charles Lyel, yang berjasa memperkenalkan dan menyebarluaskan prinsip dasar dalam ihnu geologi modem tersebut. Antara tahun 1830 sampai 1872, Lyel menghasilkan sebelas edisi buku Principles of Geology. Dalam buku tersebut, Lyel mengilustrasikan dengan baik konsep‑konsep kesamaan dari alam dengan waktu. Lyel juga memperlihatkan secara lebih meyakinkan bahwa proses-proses geologi yang dapat diamati sekarang dapat berlaku dan terjadi juga di masa yang lalu. Walaupun doktrin uniformitarianism pertama kali tidak dikemukakan oleh Lyel tetapi beliaulah yang berhasil memasyarakatkannya dengan luas. Penerimaan dari konsep dasar ini berarti penerimaan tentang sejarah yang panjang dari bumi kita ini. Walaupun prose‑proses yang terjadi pada bumi mempunyai intensitas yang sangat bervariasi, tetapi memerlukan waktu yang lama untuk membentuk atau merusakkan kenampakan utama dari bentang alampermukaan bumi.
Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil atau sisa organisme yang hidup lebih dari 15 juta tahun lalu, dijumpai pada puncak pegunungan yang tingginya 3000 meter di atas permukaan laut sekarang ini. Ini berarti bahwa pegunungan itu telah terangkat sekitar 3000 meter dalam waktu ± 15 juta tahun. Jadi rata‑rata peningkatan permukaan bumi tersebut hanya sekitar 0.2 milimeter setiap tahun. Sedangkan rata‑rata proses, erosi yang terjadi juga sangat kecil. Jadi memerlukan puluhan sampai jutaan tahun oleh alam untuk membentuk pegunungan dan meratakannya kembali. Tetapi biarpun waktu yang terus berjalan ini relatif pendek dalam sekala waktu geologi (sejarah bumi), dari rekaman yang terdapat dalam batuan yang menyusun bumi dapat terlihat bahwa bumi telah mengalami banyak siklus pembentukan pegunungan dan erosi.




KESIMPULAN

Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi meliputi cara terjadinya bumi, susunan kulit bumi, proses yang terjadi, hukum-hukum geologi, dan batuan penyusun bumi. Batuan penyusun bumi terklasifikasi menjadi batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Geologi mempelajari bumi sebagai materi yang selalu bergerak dan mengalami perubahan. Proses perubahan bumi meliputi gradasi, aktivitas magma(igneous activity), metamorfosa, diastropis(diatrophisme). Terdapat lima materi geologi yang merupakan pondasi dalam belajar geologi yaitu, Geologi struktur, yaitu mempelajari struktur atau bentuk arsitektur batuan serta gaya dan proses penyebabnya. Stratigrafi, mempelajari tentang posisi dan hubungan perlapisan batuan. Petrologi, mempelajari tentang terjadinya batuan, penamaan dan klasifikasinya. Paleontologi, mempelajari fosil-fosil binatang dan tumbuhan. Geomorfologi, mempelajari bentuk-bentuk roman muka bumi beserta proses-proses penyebabnya.
Beberapa konsep dasar geologi yaitu, katatropisme mengungkapkan mengenai malapetaka atau bencana yang menghasilkan kehidupan baru, Uniformitarianisma mengenai proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi dan hukumnya yang dikenal adalah “The present is the key to the past”, hukum datar asal mengungkapkan sedimen dalam air kedudukannya hampir datar atau sejajar dengan bentuk permukaan dan cekungannya, hukum superposisi mengungkapkan bahwa dalam bidang perlapisan, lapisan yang dibawah lebih tua daripada lapisan diatasnya dimana dalam keadaan belum terganggu oleh gaya, asas korelasi mengungkapkan bahwa setiap lapisan batuan yang mengandung fauna yang sama berarti memiliki umur geologi yang sama, kendati letaknya berjauhan, dan asas pemotongan yang mengungkapkan umur batuan yang memotong lebih muda daripada segala massa batuan yang dipotongnya.
            Perkembangan geologi, Keadaan bumi ini, termasuk material penyusun proses‑proses yang terjadi pada bumi telah menjadi objek studi beberapa abad lalu. Beberapa topik yang sangat menarik seperti fosil, batumulia, gempabumi dan aktivitas gunungapi telah dipelajari di Yunani lebih dari 2300 tahun lalu. Proses pembentukan sumber daya alam tersebut terlibat dalam serentetan interaksi yang berlangsung sejak bumi mulai terbentuk. Untuk menjawab pertanyaan‑pertanyaan yang muncul mengenai keberadaan bumi kita ini, beberapa ahli terus menerus mencoba untuk menjelaskannya selama berabad-abad dengan melakukan observasi dan percobaan.
Kemajuan abad 17 ditandai dengan doktrin katastrofisme sangat berpengaruh pada formulasi penjelasan tentang kedinamisan bumi. Katastrofisme merupakan suatu faham yang mempercayai bahwa bentuk permukaan bumi telah berkembang dengan pengaruh utama adalah katastrof yaitu pengrusakan yang hebat dan terjadi dengan tiba‑tiba. Kenampakan bentang alam seperti pegunungan dan lembah, yang saat ini diketahui proses pembentukannya membutuhkan waktu yang lama, dijelaskan dengan faham ini terbentuk sebagai akibat pengrusakan tiba‑tiba dan terus menerus.
Akhir abad ke 18 merupakan awal dari lahirnya geologi modern. James Hutton seorang dokter dan petani dari Skotlandia merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan ilmu geologi modern. James Hutton memperkenalkan prinsip “Uniformitarianism” atau prinsip keragaman. Prinsip inilah yang kemudian merupakan konsep dasar dalam mempelajari ilmu geologi modern. Secara ringkas pada prinsip ini dikatakan bahwa hukum‑hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung sekarang ini juga terjadi pada waktu lampau. Jadi tenaga dan proses‑proses yang terjadi pada bumi pada masa sekarang ini telah terjadi sejak lama sekali, yaitu sejak terbentuknya bumi ini. Jadi untuk mempelajari batuan yang terbentuk di masa lampau, kita harus memahami tentang proses‑proses yang terjadi di masa sekarang termasuk juga hasil atau akibat dari proses tersebut.
Masa geologi terapan pada abad 19 di lanjutkan dengan Charles Lyel seorang geologiawan Inggris yang berjasa memperkenalkan dan menyebarluaskan prinsip dasar dalam geologi modem tersebut. Lyel meyakinkan bahwa proses-proses geologi yang dapat diamati sekarang dapat berlaku dan terjadi juga di masa yang lalu.
Sangat penting ‑untuk diingat bahwa walaupun banyak kenampakan bantang alam fisik yang kelihatan seperti tidak mengalami perubahan dalam kurun waktu puluhan tahun, kita tetap mengamatinya, sebab bagaimanapun juga kesemuanya mengalami perubahan dalam sekala. waktu yang berbeda‑beda, ratusan, ribuan atau bahkan jutaan tahun.


DAFTAR PUSTAKA

Keller, Edward A.,1982, Enviromental Geology, Charles E Merril Publishing Company Columbus Ohio

Tidak ada komentar:

Posting Komentar