Konsep-Konsep dan Perkembangan
Geologi
PENDAHULUAN
Geologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi meliputi cara terjadinya bumi,
susunan kulit bumi, proses yang terjadi, hukum-hukum geologi, dan batuan. kata
geologi yang berasal dari bahasa latin yaitu geo yang berarti bumi dan logos
yang berarti ilmu. Geologi mempelajari bumi sebagai materi yang selalu bergerak
dan mengalami perubahan. Proses perubahan bumi meliputi gradasi, aktivitas
magma(igneous activity), metamorfosa, diastropis(diatrophisme).
Geologi sebagai ilmu mengalami
revolusi dalam dua dekade terakhir ini yang berdampak langsung dalam industri
dan juga dalam pengembangan konsep-konsep yang sangat mendasar. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor :
- Keberhasilan
eksplorasi ilmiah ruang angkasa dan antarplanet serta eksplorasi samudra
dalam.
- Kemajuan
luar biasa dalam teknologi eksplorasi yang dihasilkan industri maupun dari
eksplorasi luar angkasa.
- Mikhail
lomonosov yang berasal dari rusia mengemukakan pokok-pokok pikiran tentang
terbentuknya bumi beserta struktur geologinya yang sangat bermanfaat bagi
memajukan dunia pertambangan.
Sebagai
suatu ilmu penegtahuan alam, geologi memiliki beberapa cabang ilmu yang
merupakan pondasi ilmu di geologi, di antaranya :
-
Geologi struktur, yaitu mempelajari
struktur atau bentuk arsitektur batuan serta gaya dan proses penyebabnya.
-
Stratigrafi, mempelajari tentang posisi
dan hubungan perlapisan batuan.
-
Petrologi, mempelajari tentang
terjadinya batuan, penamaan dan klasifikasinya.
-
Paleontologi, mempelajari fosil-fosil
binatang dan tumbuhan.
-
Geomorfologi, mempelajari bentuk-bentuk
roman muka bumi beserta proses-proses penyebabnya.
KONSEP DASAR GEOLOGI
Konsep Dasar
• Katatrophisma
• Uniformitarianisma
• Hukum Datar Asal
• Hukum Superposisi
• Asas Korelasi
• Asas Pemotongan
Perkembangan
• Awal peradaban manusia
• Abad Pertengahan
• Abad Renaissance
• Kemajuan Abad ke-17
• Abad ke-18 (geologi modern)
• Abad ke-19 (geologi terapan)
• Abad ke-20 (plate
tectonic theory)
• Abad ke-21 (Teknologi
berkembang à penemuan / pembuktian
konsep-konsep geologi makin meningkat)
PEMBAHASAN
Secara
Umum Konsep Dasar Geologi :
-
Katatrophisma
George
Cavier (1810) dari Prancis yang
mengungkapkan konsep katatrophisma
(malapetaka/bencana). Konsep katatrophisme menyatakan bahwa gejala-gejala
geologi terjadi dengan perubahan yang revolusioner. Dalam hal ini terjadi law of faunal succession, yaitu kejadian
malapetaka yang telah melanda bumi beberapa kali serta memusnahkan kehidupan dan kemudian
menghasilkan kehidupan baru.
-
Uniformitarianisma
James
Hulton, bapak geologi modern seorang ahli fisika skotlandia, pada tahun 1795 menerbitkan bukunya yang
berjudul “Theory of the Earth”, dimana ia mencetuskan doktrinnya yang terkenal
tentang Uniformitarianism. Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini menyatakan
bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini
berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk
permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini telah berlangsung sejak
terbentuknya bumi. Doktrin
ini lebih terkenal sebagai “The present is the key to the past” dan sejak itulah orang menyadari bahwa bumi
selalu berubah. Dengan demikian jelaslah bahwa geologi sangat erat hubungannya
dengan waktu.
-
Hukum Datar Asal
Teori
ini menyatakan bahwa pada mulanya endapan sedimen dalam air terdiri atas pelapisan
yang kedudukannya hampir mendatar. Namun secara lengkapnya sebagai berikut
“sedimen dalam air kedudukannya hampir datar atau sejajar dengan bentuk
permukaan dan cekungannya”.
-
Hukum Superposisi
Dicetuskan
oleh Nicholas Steno secara dasar dinyatakan bahwa lapisan batuan dibawah lebih
tua daripada yang diatasnya. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa didaerah
pegunungan lipatan, pelapisan endapan sedimen telah miring atau terbalik
sehingga setelah dipertimbangkan hukum ini menjadi “dalam keadaan yang belum
terganggu oleh gaya pelapisan atau pembalikan , maka lapisan yang dibawah lebih
tua daripada lapisan diatasnya.
-
Asas Korelasi
Setiap
lapisan batuan yang mengandung fauna yang sama berarti memiliki umur geologi
yang sama, kendati letaknya berjauhan. Asas korelasi memiliki 2 metode yaitu
korelasi batuan dengan berdasarkan pada kesamaan kandungan fosil dan korelasi
batuan dengan berdasarkan pada kesamaan ciri fisiknya.
-
Asas Pemotongan
Asas
ini menyatakan bahwa “umur batuan yang memotong lebih muda daripada segala
massa batuan yang dipotongnya”. Sebagai contoh Xenolit lebih tua daripada unsur
yang membawanya.
Charles
Darwin menyebut geologi dengan julukan ilmu
yang mulia. Ilmu ini sekarang mendapat ujian baru setelah pada sekitar abad
ke-20 manusia berhasil menginjakkan kakinya di bulan dengan wahana Apollo.
Sampai dimanakah kebenaran azas-azas geologi seandainya diterapkan di bulan
(lunar geology).
Penelitian bumi yang sesungguhnya
baru dimulai tatkala industri dunia meningkat yang terutama disebabkansemakin
banyaknya kebutuhan akan bahan tambang seperti batubara, minyak bumi, logam
dasar, bahan bangunan, dan cadangan air.
Para ilmuwan geologi yang mutakhir
banyak berasal dari Rusia, Amerika, dan Eropa. Mikhail Lomonosov (1711-1765) yang berasal dari Rusia telah
mengemukakan pokok-pokok pikiran tentang terbentuknya bumi beserta struktur
geologinya yang sangat bermanfaat bagi memajukan dunia pertambangan. Beberapa
ilmuwan lainnya dari Rusia, diantaranya Vasily
Severgin (ahli mineralogi), Nikolai
Koksharof (ahli kristalografi), dan
Dymitry Sokolov (geologist). Ahli paleontologi misalnya Vladimir Kovalevsky, Nikolai Yakovlev, dan M.V. Pavlov (ahli petrografi dan
kristalografi), antara lain Vladimir
Vernandsky, Alexander Fersman,
dan Frants Levinsonlessing.
James
Hutton pada tahun 1785 mengemukakan prinsip atau pengertian dasar mengenai
pengetahuan bumi dengan menyatakan the
present is the key to the past, yang artinya waktu sekarang adalah kunci dari waktu yang lalu. Prinsip ini
kemudian dikembangkan oleh Charless
Lyell (1830) dari Inggris yang dikenal dengan konsep Uniformitarianisma sebagai sanggahan terhadap teori sebelumnya yang
dikemukakan George Cuvier (1810)
dari Prancis yang mengungkapkan konsep katatrophisma (malapetaka/bencana).
Hasil penelitian geologi memberikan
andil besar dalam mendukung dan memperkaya cabang-cabang ilmu pengetahuan lain
seperti, hidrogeologi, geologi teknik, geocryologi, volkanologi, palaentologi,
dan lain-lainnya, serta munculnya ilmu baru seperti geokimia dan geofisik.
Perkembangan Geologi
Perkembangan geologi, Keadaan bumi ini,
termasuk material penyusun proses‑proses yang terjadi pada bumi telah menjadi
objek studi beberapa abad lalu. Beberapa topik yang sangat menarik seperti
fosil, batumulia, gempabumi dan aktivitas gunungapi telah dipelajari di Yunani
lebih dari 2300 tahun lalu. Proses pembentukan sumber daya alam tersebut
terlibat dalam serentetan interaksi yang berlangsung sejak bumi mulai terbentuk
empat setengah milyar tahun yang lalu hingga sekarang dan mungkin sepanjang
masa sampai dunia ini kiamat. Interaksi mulai dari inti atom dalam unsur kimia
yang terkandung di dalamnya hingga lempeng benua dan samudra. Manifestasi dari
interaksi yang terjadi yaitu gaya dan gerak, yang dalam kacamata geologi tak
lain yang disebut dengan proses alam.
Aristoteles
merupakan filosof yang terkenal sering mengeluarkan pendapatnya yang
berhubungan dengan bumi, meskipun pandangan‑pandangannya tentang bumi tidak
Selalu didasari pada suatu observasi dan eksperimen. Pendapatnya tentang bumi
kadang‑kadang hanya sekedar disampaikan walaupun tidak masuk akal, sehingga
terkesan asal‑asalan.
Aristoteles
percaya bahwa batuan yang menyusun bumi terbentuk dibawah pengaruh bintang‑bintang
di langit dan gempabumi muncul pada saat udara terkumpul di dalam tanah dan
dipanasi oleh sumber panas yang berasal dari pusat bumi. Kemudian dikeluarkan
dengan ledakan yang dahsyat. Ketika dikonfrontasikan dengan fosil ikan yang
dijumpai terdapat dalam batuan, Aristoteles mengatakan bahwa sejumlah basar
ikan hidup tak bergerak di dalam bumi dan akan dijumpai jika dilakukan
penggalian.
Walaupun
penjelasan dan pandangan Aristoteles telah cukup memadai pada masa itu, untuk
menjawab pertanyaan‑pertanyaan yang muncul mengenai keberadaan bumi kita ini,
mereka terus menerus mencoba untuk menjelaskannya selama berabad-abad dengan
melakukan observasi dan percobaan. Hal ini dilakukan untuk menolak pandangan‑pandangan
dari Aristoteles yang pada waktu itu banyak diantaranya sudah diterima oleh
masyarakat, tetapi tidak bisa diterima dengan akal manusia. Selanjutnya Frank
D. Adams mengatakan dalam bukunya The Birth and Development of the Geological
Sciences (New York; Dover, 1938) bahwa selama masa‑masa pertengahan,
Aristoteles dihormati sebagai kepala dan pimpinan dari semua filosof di Yunani
dan pendapatnya dalam bidang apapun, merupakan hasil akhir dan dijadikan
sebagai hukum.
Selama abad
17 dan 18, doktrin katastrofisme sangat berpengaruh pada formulasi penjelasan
tentang kedinamisan bumi. Katastrofisme merupakan suatu faham yang mempercayai
bahwa bentuk permukaan bumi telah berkembang dengan pengaruh utama adalah
katastrof yaitu pengrusakan yang hebat dan terjadi dengan tiba‑tiba. Kenampakan
bentang alam seperti pegunungan dan lembah, yang saat ini diketahui proses
pembentukannya membutuhkan waktu yang lama, dijelaskan dengan faham ini
terbentuk sebagai akibat pengrusakan tiba‑tiba dan terus menerus.
Lahirnya
Geologi Modern
Akhir abad ke
18 merupakan awal dari lahirnya ihim geologi modern. James Hutton seorang
dokter dan petani dari Skotlandia merupakan orang yang pertama kali
memperkenalkan ilmu geologi modem. la mempublikasikan teorinya tentang bumi
dalam bukunya “Theory of the Earth”. Dalam buku tersebut James Hutton
memperkenalkan prinsip “Uniformitarianism” atau prinsip keragaman. Prinsip
inilah yang kemudian merupakan konsep dasar dalam mempelajari ilmu geologi
modern. Secara ringkas pada prinsip ini dikatakan bahwa hukum‑hukum fisika,
kimia dan biologi yang berlangsung sekarang ini juga terjadi pada waktu lampau.
Jadi tenaga dan proses‑proses yang terjadi pada bumi pada masa sekarang ini
telah terjadi sejak lama sekali, yaitu sejak terbentuknya bumi ini. Jadi untuk
mempelajari batuan yang terbentuk di masa lampau, kita harus memahami tentang
proses‑proses yang terjadi di masa sekarang termasuk juga hasil atau akibat
dari proses tersebut. Berdasarkan prinsip uniformitarism ini kemudian muncul
prinsip yang berbunyi masa kini merupakan kunci masa lalu (The present is the
key to the past).
Sebelum
muncul teori tentang bumi yang dikemukakan oleh James Hutton, belum ada yang
dapat membuktikan bahwa geologi berhubungan dengan periode waktu yang sangat
panjang. Sebaliknya Hutton dapat menjelaskan dengan bukti nyata bahwa proses‑proses
yang terjadi bagaimanapun lemah dan lambatnya. Apabila terjadi pada waktu. yang
lama dapat menghasilkan suatu perubahan yang sama seperti yang dihasilkan oleh
suatu proses yang dahsyat dan tiba‑tiba.
Meskipun
James Hutton dapat dikatakan sebagai orang pertama yang mengemukaan prinsip
dasar dalam ilmu geologi modern, tetapi karena teori ditulis dalam bahasa yang
sulit dimengerti dan tidak dipublikasikan dengan luas, maka idenya tidak banyak
diketahui oleh masyarakat pada waktu itu. Adalah seorang geologiawan Inggris,
Charles Lyel, yang berjasa memperkenalkan dan menyebarluaskan prinsip dasar
dalam ihnu geologi modem tersebut. Antara tahun 1830 sampai 1872, Lyel
menghasilkan sebelas edisi buku Principles of Geology. Dalam buku tersebut,
Lyel mengilustrasikan dengan baik konsep‑konsep kesamaan dari alam dengan
waktu. Lyel juga memperlihatkan secara lebih meyakinkan bahwa proses-proses
geologi yang dapat diamati sekarang dapat berlaku dan terjadi juga di masa yang
lalu. Walaupun doktrin uniformitarianism pertama kali tidak dikemukakan oleh
Lyel tetapi beliaulah yang berhasil memasyarakatkannya dengan luas. Penerimaan
dari konsep dasar ini berarti penerimaan tentang sejarah yang panjang dari bumi
kita ini. Walaupun prose‑proses yang terjadi pada bumi mempunyai intensitas
yang sangat bervariasi, tetapi memerlukan waktu yang lama untuk membentuk atau
merusakkan kenampakan utama dari bentang alampermukaan bumi.
Sebagai
contoh, batuan yang mengandung fosil atau sisa organisme yang hidup lebih dari
15 juta tahun lalu, dijumpai pada puncak pegunungan yang tingginya 3000 meter
di atas permukaan laut sekarang ini. Ini berarti bahwa pegunungan itu telah
terangkat sekitar 3000 meter dalam waktu ± 15 juta tahun. Jadi rata‑rata
peningkatan permukaan bumi tersebut hanya sekitar 0.2 milimeter setiap tahun.
Sedangkan rata‑rata proses, erosi yang terjadi juga sangat kecil. Jadi
memerlukan puluhan sampai jutaan tahun oleh alam untuk membentuk pegunungan dan
meratakannya kembali. Tetapi biarpun waktu yang terus berjalan ini relatif
pendek dalam sekala waktu geologi (sejarah bumi), dari rekaman yang terdapat
dalam batuan yang menyusun bumi dapat terlihat bahwa bumi telah mengalami
banyak siklus pembentukan pegunungan dan erosi.
KESIMPULAN
Geologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi meliputi cara terjadinya bumi,
susunan kulit bumi, proses yang terjadi, hukum-hukum geologi, dan batuan
penyusun bumi. Batuan penyusun bumi terklasifikasi menjadi batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf. Geologi mempelajari bumi sebagai materi yang
selalu bergerak dan mengalami perubahan. Proses perubahan bumi meliputi
gradasi, aktivitas magma(igneous activity), metamorfosa,
diastropis(diatrophisme). Terdapat lima materi geologi yang merupakan pondasi
dalam belajar geologi yaitu, Geologi struktur, yaitu mempelajari struktur atau
bentuk arsitektur batuan serta gaya dan proses penyebabnya. Stratigrafi,
mempelajari tentang posisi dan hubungan perlapisan batuan. Petrologi,
mempelajari tentang terjadinya batuan, penamaan dan klasifikasinya. Paleontologi,
mempelajari fosil-fosil binatang dan tumbuhan. Geomorfologi, mempelajari
bentuk-bentuk roman muka bumi beserta proses-proses penyebabnya.
Beberapa konsep
dasar geologi yaitu, katatropisme mengungkapkan mengenai malapetaka atau
bencana yang menghasilkan kehidupan baru, Uniformitarianisma mengenai proses-proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati saat
ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi dan hukumnya yang dikenal adalah
“The present is the key to the past”, hukum datar asal
mengungkapkan sedimen dalam air kedudukannya hampir
datar atau sejajar dengan bentuk permukaan dan cekungannya, hukum superposisi
mengungkapkan bahwa dalam bidang perlapisan, lapisan yang dibawah lebih tua
daripada lapisan diatasnya dimana dalam keadaan belum terganggu oleh gaya, asas
korelasi mengungkapkan bahwa setiap lapisan batuan yang mengandung fauna yang
sama berarti memiliki umur geologi yang sama, kendati letaknya berjauhan, dan
asas pemotongan yang mengungkapkan umur batuan yang memotong lebih muda
daripada segala massa batuan yang dipotongnya.
Perkembangan geologi, Keadaan
bumi ini, termasuk material penyusun proses‑proses yang terjadi pada bumi telah
menjadi objek studi beberapa abad lalu. Beberapa topik yang sangat menarik
seperti fosil, batumulia, gempabumi dan aktivitas gunungapi telah dipelajari di
Yunani lebih dari 2300 tahun lalu. Proses pembentukan sumber daya alam tersebut
terlibat dalam serentetan interaksi yang berlangsung sejak bumi mulai
terbentuk. Untuk menjawab pertanyaan‑pertanyaan yang muncul mengenai keberadaan bumi kita ini, beberapa
ahli
terus menerus mencoba untuk menjelaskannya selama berabad-abad dengan melakukan
observasi dan percobaan.
Kemajuan abad
17 ditandai dengan doktrin katastrofisme sangat berpengaruh pada formulasi
penjelasan tentang kedinamisan bumi. Katastrofisme merupakan suatu faham yang
mempercayai bahwa bentuk permukaan bumi telah berkembang dengan pengaruh utama
adalah katastrof yaitu pengrusakan yang hebat dan terjadi dengan tiba‑tiba.
Kenampakan bentang alam seperti pegunungan dan lembah, yang saat ini diketahui
proses pembentukannya membutuhkan waktu yang lama, dijelaskan dengan faham ini
terbentuk sebagai akibat pengrusakan tiba‑tiba dan terus menerus.
Akhir abad ke
18 merupakan awal dari lahirnya geologi modern. James Hutton seorang dokter dan
petani dari Skotlandia merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan ilmu
geologi modern. James Hutton memperkenalkan prinsip “Uniformitarianism” atau
prinsip keragaman. Prinsip inilah yang kemudian merupakan konsep dasar dalam
mempelajari ilmu geologi modern. Secara ringkas pada prinsip ini dikatakan
bahwa hukum‑hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung sekarang ini juga
terjadi pada waktu lampau. Jadi tenaga dan proses‑proses yang terjadi pada bumi
pada masa sekarang ini telah terjadi sejak lama sekali, yaitu sejak
terbentuknya bumi ini. Jadi untuk mempelajari batuan yang terbentuk di masa
lampau, kita harus memahami tentang proses‑proses yang terjadi di masa sekarang
termasuk juga hasil atau akibat dari proses tersebut.
Masa geologi
terapan pada abad 19 di lanjutkan dengan Charles Lyel seorang geologiawan
Inggris yang berjasa memperkenalkan dan menyebarluaskan prinsip dasar dalam
geologi modem tersebut. Lyel meyakinkan bahwa proses-proses geologi yang dapat
diamati sekarang dapat berlaku dan terjadi juga di masa yang lalu.
Sangat
penting ‑untuk diingat bahwa walaupun banyak kenampakan bantang alam fisik yang
kelihatan seperti tidak mengalami perubahan dalam kurun waktu puluhan tahun,
kita tetap mengamatinya, sebab bagaimanapun juga kesemuanya mengalami perubahan
dalam sekala. waktu yang berbeda‑beda, ratusan, ribuan atau bahkan jutaan
tahun.
DAFTAR
PUSTAKA
Keller, Edward A.,1982, Enviromental Geology,
Charles E Merril Publishing Company Columbus Ohio
Tidak ada komentar:
Posting Komentar