Selasa, 13 Mei 2014

Aplikasi Geokimia dalam Eksplorasi Geokimia


Aplikasi Geokimia dalam Eksplorasi Geokimia
Eksplorasi geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, untuk mendapatkan anomali geokimia, yaitu konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya (background geokimia).

Prinsip Dasar Prospeksi/Eksplorasi Geokimia
DISPERSI
            adalah sebaran unsur-unsur kimia dialam ditentukan oleh proses pengurain dan pengangkutan, baik secara  mekanis maupun kimia serta bersifat penguapan dan larutan. Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang transpor dan atau fraksinasi unsur-unsur. Dispersi dapat terjadi secara mekanis (contohnya pergerakan pasir di sungai) dan kimiawi (contohnya disolusi, difusi dan pengendapan dalam larutan). Tipe dispersi ini mempengaruhi pemilihan metode pengambilan contoh, pemilihan lokasi contoh, pemilihan fraksi ukuran dsb.
Contohnya dalam survey drainage pertanyaan muncul apakah contoh diambil dari air atau sedimen ; jika sedimen yang dipilih, harus diketahui apakah pengendapan unsur yang dicari sensitif terhadap variasi pH (contohnya adsorpsi Cu oleh lempung) atau kecepatan aliran sungai (contohnya dispersi Sn sebagai butiran detrital dari kasiterit). Jika adsorpsi dari ion-ion yang ikut diendapkan dicari dalam tanah atau sedimen, maka fraksi yang halus yang diutamakan; jika unsur yang dicari hadir dalam mineral yang resisten, maka fraksi yang kasar kemungkinan mengandung unsur yang dicari.
 Pola dispersi dan assosiasi dengan cebakan bijih mencakup :
(a). Tubuh bijih memotong bidang permukaan dan tererosi sehingga dapat diobservasi secara langsung. Pola dispersi geokimia berasosiasi dengan tubuh bijih primer
(b). Tubuh bijih tidak tersingkap dipermukaan tetapi terletak didaerah pelapukan. Dispersi unsur akan terdapat pada sedimen maupun pada soil
(c). Tubuh bijih persis tidak berada di bawah daerah pelapukan . Dalam keadaan ini jika konsentrasi mineral-mineral stabil dan mobil tidak banyak maka deteksi terhadap tubuh bijih sangat sulit
(d). Tempat tubuh bijih terdapat di bawah daerah pelapukan. Penyelidikan geokimia akan memberi hasil nihil, deteksi harus dilakukan dengan metode geofisika .
Prospeksi/eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri dari dua metode :
1. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit, kromit, mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya membatasi pelapukan kimiawi.
2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk. Pola ini kurang terlihat seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang membentuk pola dispersi bisa :
a. Memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya: serussit dan anglesit terbentuk akibat pelapukan  endapan galena)
b. Dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam air tanah berasal dari endapan kalkopirit)
c. Bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin dan lempung yang berdekatan dengan sutu endapan pentlandit)
d. Bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsorbsi pada lempung atau material organik pada aliran sungai isa dipasok oleh air tanah yang melewati endapan kalkopirit)
e. Bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam tumbuhan atau hewan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar