Aplikasi Geokimia dalam
Eksplorasi Geokimia
Eksplorasi geokimia khusus mengkonsentrasikan pada
pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau
unsur-unsur yang berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi
endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah
pengukuran secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam batuan, tanah,
sedimen sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, untuk mendapatkan anomali geokimia, yaitu konsentrasi abnormal dari
unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya (background geokimia).
Prinsip Dasar Prospeksi/Eksplorasi Geokimia
DISPERSI
adalah sebaran unsur-unsur kimia dialam ditentukan oleh
proses pengurain dan pengangkutan, baik secara mekanis maupun kimia
serta bersifat penguapan dan larutan. Dispersi geokimia adalah proses
menyeluruh tentang transpor dan atau fraksinasi unsur-unsur. Dispersi dapat
terjadi secara mekanis (contohnya pergerakan pasir di sungai) dan kimiawi
(contohnya disolusi, difusi dan pengendapan dalam larutan). Tipe dispersi ini
mempengaruhi pemilihan metode pengambilan contoh, pemilihan lokasi contoh,
pemilihan fraksi ukuran dsb.
Contohnya dalam survey drainage pertanyaan muncul apakah contoh diambil dari air atau
sedimen ; jika sedimen yang dipilih, harus diketahui apakah pengendapan unsur
yang dicari sensitif terhadap variasi pH (contohnya adsorpsi Cu oleh lempung)
atau kecepatan aliran sungai (contohnya dispersi Sn sebagai butiran detrital
dari kasiterit). Jika adsorpsi dari ion-ion yang ikut diendapkan dicari dalam
tanah atau sedimen, maka fraksi yang halus yang diutamakan; jika unsur yang
dicari hadir dalam mineral yang resisten, maka fraksi yang kasar kemungkinan
mengandung unsur yang dicari.
Pola dispersi dan assosiasi
dengan cebakan bijih mencakup :
(a). Tubuh bijih memotong
bidang permukaan dan tererosi sehingga dapat diobservasi secara langsung. Pola
dispersi geokimia berasosiasi dengan tubuh bijih primer
(b). Tubuh bijih tidak
tersingkap dipermukaan tetapi terletak didaerah pelapukan. Dispersi unsur akan
terdapat pada sedimen maupun pada soil
(c). Tubuh bijih persis
tidak berada di bawah daerah pelapukan . Dalam keadaan ini jika konsentrasi
mineral-mineral stabil dan mobil tidak banyak maka deteksi terhadap tubuh bijih
sangat sulit
(d). Tempat tubuh bijih
terdapat di bawah daerah pelapukan. Penyelidikan geokimia akan memberi hasil
nihil, deteksi harus dilakukan dengan metode geofisika .
Prospeksi/eksplorasi geokimia pada
dasarnya terdiri dari dua metode :
1. Metode yang
menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang relatif stabil
pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit, kromit, mineral tanah jarang). Cocok digunakan di
daerah yang kondisi iklimnya membatasi pelapukan kimiawi.
2. Metode yang didasarkan
pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini dapat diperoleh baik pada
endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi, baik yang lapuk
ataupun yang tidak lapuk. Pola ini kurang terlihat seperti pada pola dispersi
mekanis, karena unsur-unsurnya yang membentuk pola dispersi bisa :
a. Memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan
bijihnya (contohnya: serussit dan anglesit terbentuk akibat
pelapukan endapan galena)
b. Dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam
air tanah berasal dari endapan kalkopirit)
c. Bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam
serpentin dan lempung yang berdekatan dengan sutu endapan pentlandit)
d. Bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsorbsi pada lempung
atau material organik pada aliran sungai isa dipasok oleh air tanah yang
melewati endapan kalkopirit)
e. Bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam
tumbuhan atau hewan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar